Menurunkan Kadar Gula Dengan Puasa

Berkaitan dengan risiko yang mungkin terjadi, tidak setiap penderita DM boleh menjalankan ibadah puasa. Yang dikhawatirkan adalah risiko
terjadinya hipoglikemia (kadar gula darah di bawah normal) akibat tidak adanya asupan makanan selama berpuasa. Atau risiko hiperglikemia (kadar
gula darah berlebihan) karena makan yang berlebihan setelah berbuka puasa.

“Penderita DM dapat mengontrol kadar gula darahnya hanya dengan merencanakan pola makanan yang tepat dan olehraga yang cukup. Kalau hal ini bisa dilakukan, penderita DM boleh menjalani ibadah puasa. Demikian pula dengan penderita DM yang memerlukan obat-obatan untuk mengontrol kadar gula darahnya. Mereka boleh berpuasa, dengan catatan harus melakukan perubahan pola makan, memperbanyak aktivitas fisik dan jadwal minum obat yang rutin.

Namun, sebelum penderita DM menjalani puasa, sebaiknya mereka
memeriksakan diri ke dokter untuk mengukur kadar gula darah. Cara ini
dilakukan agar bisa mengendalikan kadar gula darah. Yang dimaksud dengan
kadar gula darah terkendali adalah kadar gula darah di pertahankan
kurang dari 110 miligram/desiliter darah selama puasa dan 160
miligram/desiliter darah setelah berbuka puasa.

Eliana menambahkan, kondisi gula darah tidak seimbang jika pasien
terus-menerus mengkonsumsi makan yang banyak mengandung gula. Jika
pasien memiliki disiplin diri dengan tidak mengonsumsi makanan manis
dalam jumlah banyak, maka pasien tak akan mengalami gangguan berarti.
Mereka bisa tetap menjalani puasa dengan baik, tanpa harus takut kadar
gula darahnya meningkat.

Namun bagi penderita diabetes lanjut Eliana, harus segera membatalkan
puasa jika terjadi hipoglikemi. Tanda-tanda terjadinya hipoglikemi yang
dapat diamati seperti tampak gelisah, berkeringat dingin, bingung,
gemetar, jantung berdebar-debar, kesemutan pada lidah atau bibir dan
mengalami penglihatan ganda. Bila dibiarkan berlanjut, dapat terjadi
kejang-kejang dan terjadi penurunan kesadaran hingga mengalami koma.
Biasanya, *hipoglikemi* terjadi pada sore hari, saat menjelang berbuka
puasa.

Mencegah Luka Diabetes Agar Tidak Kronis.
Sementara penderita *hiperglikemi* akan mengalami gejala seperti, sering
kencing (poliuria), sering merasa haus (polidipsi), badan menjadi kurus
dan sering kelelahan. Namun kalau sudah kronis, biasanya penderita
mengalami gangguan daya penglihatan, sering merasa kesemutan pada jari
tangan dan kaki, penurunan gairah seks dan gagal ginjal. Kondisi ini
biasanya terjadi setelah berbuka puasa. Karena terlalu banyak zat gula
yang masuk ke dalam tubuh lewat makanan.

Jadi, jika Anda mengetahui ada teman, kerabat atau keluarga yang
mengalami gejala seperti itu, segera dilarikan ke rumah sakit. Pada
kondisi ini, harus ada intervensi media untuk menurunkan kadar gula
darah. Karena orang awam tidak bisa melakukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar